Data menampilkan jika lulusan sarjana di Indonesia hanya lebih kurang 8,5% dari jumlah penduduknya. Sangat jauh jika dibandingkan dengan Korea ataupun Jepang yang lulusan sarjananya mencapai lebih dari 50%. Jelas sarjana produk Indonesia sebagai priviledge atau masih sangat istimewa di kehidupan sosial.

Nyatanya, masih banyak para sarjana yang masih belum mendapatkan pekerjaan.. atau bekerja tidak sesuai dengan harapannya. Alhasil kualitas kerjanya pun tipis-tipis saja. Apakah karena over stock lulusan sarjana pada bidang tertentu, atau kompetensi yang dimilikinya pas-pasan, bahkan sampai membuat curriculum vitae yang asal copas dari media lain tanpa melihat kompetensi asli dirinya.

Mas Mentri Nadiem Makarim pernah mengatakan… “Kita memasuki era dimana gelar tidak menjamin kompetensi, lulusan tidak menjamin kesiapan bekerja dan berkarya, akreditasi tidak menjamin mutu, masuk kelas tidak menjamin belajar”. So… apa yang menjamin masa depan kita sebagai seorang sarjana ?

Saya pribadi berimajinasi… jika kita sarjana ingjn berhasil dalam hidup, selain memiliki Intelligence Quotients yang mumpuni, Emotional Quotients yang tertata rapi… terpenting adalah Practise Quotients yang kokoh, sehingga pada saat para sarjana bekerja atau berwirausaha… sisi praktis atau pengalaman dalam meledakkan kompetensinya dapat diterapkan pada karya-karyanya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *