Kalau banyak orang mengeluh miskin… tapi disisi lain rokok masih laku keras dipasaran. Jika ada yang mengeluh pendapatan tidak sesuai dengan pekerjaan.. tetapi masih banyak yang mampu minum kopi di gerai-gerai kopi untuk sekedar kongkouw dan sosialita.
Perhatikan saja operator, serviceman, atau pekerja lainnya,. adakah dari mereka yang belum mempunyai HP android atau Iphone, walaupun versi china atau versi kawe ? Berapa banyak kuota yang dibeli dan dihabiskan pekerja tersebut hanya untuk meng-update status sosial dan kepo dengan pribadi rekan atau saudaranya… bukan dihabiskan untuk melihat berita-berita posiitf atau keilmuan, atau yang berbumbu agama ?
Lifestyle atau rasa kurang bersyukur, attitude atau kepribadian komsumtif, dan suka membeli “mimpi”, ini yang sering terlihat di lingkungan kita. Setelah all out atau habis semuanya dan menderita, mudah saja melempar masalah ini kesekelilingnya, atau kepada leadernya, kepada perusahaan, atau siapa saja.. yang penting bisa terlampiaskan keluh kesahnya.
Krisis produktivitas bukan kesalahan ahli teknologi, ahli geografi dan demografi, bahkan para motivator handal sekalipun, tetapi kita tidak mau menyadari kesalahan yang terjadi dari diri kita sendiri.
Menurut Dr. Rhenald Khasali, ada 6 (enam) kecerdasan yang akan menjadi fokus ke depannya, yakni ; Technology, Contextual, Generative, Social n emotional, Explorative transformational, dan Moral Intelligence.
Semoga kita menyadari, jika perubahan terbesar untuk diri kita, adalah diri kita sendiri.. dengan dukungan lingkungan sekitar kita.