Tanpa terasa musim penghujan di Indonesia telah memasuki jadwalnya kembali. Walaupun terkadang tidak pasti jadwalnya lagi sesuai musim di Indonesia. Menurut klimatologi, Indonesia hanya memiliki 2 musim saja, yakni musim kemaran dan musim hujan, dan diantara pergantian musim tersebut ada sisipan musim yang dikenal dengan pancaroba.
Saya tidak akan banyak membahas masalah cuaca di Indonesia ya guys… tetapi lebih ke efek cuaca di Indonesia yang mempengaruhi pertumbuhan ledakan populasi vektor di musim hujan, yaitu lalat.
Di dunia urban pest control, kita mengenal beberapa species lalat yang mengganggu dan menularkan penyakit. Lalat sebagai serangga bersayap ganda (ordo dyptera) dan masuk sebagai vektor (phylum arthropoda) di lingkungan permukiman.. Sebut saja lalat rumah / house fly (Musca domestica), lalat buah (bisa diwakilkan oleh Drosophila melanogaster dan Bactrosera cucurbitae), lalat hijau (chrysomia Sp.), lalat daging (Sarcophaga Sp. ) dan lalat ngengat / moth fly). Ke lima nya mengganggu kita, namun sang mega bintang house fly lah yang menjadi momok menjijikkan.., mungkin juga menakutkan bagi para pest controller, karena every day is handling complaint from client. Karena lalat adalah parameter kebersihan lingkungan (sanitasi) dan individu (hygiene) di area hidup kita… semakin banyak lalat, bukannya senyum yang kita dapatkan, melainkan cibiran dan complaint keras dari pelanggan kita.
Kisah lalat cukuplah menarik… bukan karena sisi kerugian nya, tetapi kita juga dapat menarik sisi positifnya. Sebagai contoh… larva lalat berfungsi baik sebagai dekomposer sampah organik, so… sistem penglihatan mata mereka (mata majemuk) dapat diadopsi oleh kita untuk teknologi CCTV. Mata majemuk lalat yang terdiri dari +- 3000 – 6000 mata sederhana dapat menangkap objek lebih dari satu objek dalam waktu bersamaan. Sayap lalat juga sebagai obat penetral jika kita tertular penyakit akibat invasi lalat… Seperti diriwayatkan dalam (HR. BUKHARI) ; jika lalat hadir di makanan atau minuman kita, maka benamkanlah.. dari hadist tersebut meng-isyaratkan kalau sayap lalat sebelah kiri mengandung racun dan bibit penyakit, dan sayap sebelah kanan sebagai penetralnya… dan masih banyak lagi fungsi-fungsi baik dari lalat di lingkungan.
Bagaimana dengan kerugian akibat kehadiran mereka ???
Di dalam industri urban pest control, lalat.. terutama lalat rumah merupakan salah satu hama yang cukup membuat headeck tujuh keliling selain kecoa jerman (Blattella germanica). Koq bisa ya !!! Lalat rumah yang ukuran body nya hanya 5 mm – 8 mm dan umur fisiologisnya hanya +- 30 hari, dapat menjadi indikator keberhasilan pengendalian hama di berbagai segmentasi, baik industri (terutama food processing), komersial (hotel, rumah sakit, dan resto), juga di area tempat tinggal kita.
Sesuai PERMENKES No. 50 tahun 2017 Tentang baku mutu standar Kesehatan Lingkungan untuk vektor dan Binatang pembawa penyakit, dengan metode pengukuran fly grill di area luar pada titik habitat dengan populasi lalat tertinggi… populasi lalat tidak lebih 2 ekor per pengujian yang masuk dalam toleransi populasi rendah, di atas 20 ekor masuk kategori populasi sangat atau tinggi (perlu dilakukan pengendalian). Dan lalat sebagai vektor penyakit kolera dan disentri sebagai wabah terbesarnya, cukup sulit dikendalikan karena populasi yang biasanya meledak di musim penghujan ini.
Sebagai wawasan dasar, lalat datang ke area dalam disebabkan karena adanya daya tarik sinar UV-A dan aroma organik (baik aroma fermentasi, pembusukan, atau aroma nikmat makanan) yang ada di area dalam rumah. Secara umum, lalat rumah lebih senang hidup di area-area yang banyak terjadi pembusukan, pohon perdu, atau juntaian tali temali. Lalat masuk ke area dalam hanya sekedar mencari makan atau tertarik dari hal-hal tersebut di atas. Sebagai catatan, lalat sangat cepat menangkap aroma yang mereka sukai dalam hitungan detik, karena didukung oleh penciuman mereka melalui bulu-bulu yang di seluruh tubuhnya. So… jangan heran jika kita mempunyai makanan yang terbuka, jika populasi lalat di area cukup tinggi, mereka segera menghampiri sajian kita untuk menikmatinya mendahului kita.
Lalu bagaimana bisa mengatasi dan bersahabat dengan mereka agar kita tidak sakit kepala terus menerus ?!?!?!
Beberapa langkah yang wajib kita lakukan sebagai individu atau operator pest control antara lain ;
1. Hindari sampah organik yang menetap lama di lingkungan kita, baik di area dalam maupun di area TPS nya. Idealkan pembuangan sampah minimal dilakukan 1X sehari sebelum senja.
2. Lakukan sanitasi yang baik agar meminimalkan habitat lalat di lingkungan kita, seperti pembersihan area TPS, parit-parit, merapikan tanaman perdu, bak sampah selalu tertutup, dan lainnya
3. Optimalkan tindakan preventif untuk mencegah mereka masuk ke area dalam kita, seperti pemasangan air curtain pada area komersial, plastik curtain pada area industri, dan mengurangi area tali temali seperti kabel ataupun tali penggantung material.
4. Gunakan insect light trapp di area dalam jika populasi lalat cukup tinggi, dengan interval 3,7 – 7,6 meter antar ILT. Pemasangan juga pada area yang sedikit sinar (temaram), tidak menghadap ke pintu atau jendela luar, dan ketinggian tidak lebih dari 1 – 1,75 meter untuk serangga siang hari.
5. Treatment kimiawi lebih ditekankan pada area resting dan breeding mereka, seperti TPS, parit-parit dan tumpukan material yang mengeluarkan aroma menyengat. Treatment pada area lalat jika menggunakan insektisida cair, dapat dilakukan spray merata di permukaan sampah, tindakan lanjutannya dengan menusukkan ujung nozzle handsprayer kita ke dlaam tumpukan sampah (dimaksudkan agar insektisida mencapai area dalam sampah, dimana larva / belatung sedang aktif mencari makan. Sebagai notice, treatment lalat sebaiknya dilakukan pada saat matahari belum terlalu terik, pada tenggang waktu pukul 6 – 7 pagi.. karena lalat butuh sinar matahari untuk memanaskan tubuh dan peredaran darahnya agar dapat terbang lincah dan mengepakkan sayap 200 kali dalam tiap detik.
5. Lakukan wiping pada area sudut-sudut kaca… terutama bangunan gedung yang mengusung konsep minimalis dengan ornamen kaca menguasai struktur bangunan. Lalat lebih senang berkumpul pada sudut kaca karena spectrum sinar matahari berkumpul disitu.
6. Gunakan pengharum ruangan di area dalam sebagai penetral aroma tidak sedap yang akan mengundang lalat masuk ke area dalam.
7. Lakukan kontrol secara berkala agar dapat mengetahui normal tidaknya populasi lalat di lingkungan.
8. Dan tindakan standar prosedur operasi yang baik untuk setiap tahap perlakuan treatment nya di masing-masing area kerja.
Alhasil.., tag line diatas kita bisa ubah menjadi “HUJAN TELAH TIBA, PETANI RIANG… PEST CONTROLLER SENANG