Assalamu’alaikum., dan apa kabar temans PCO indonesia.., kali ini sambil ngabuburit, terlintas di pikiran saya untuk membahas dan menganalisa tentang hewan peliharaan yang bernama kucing…
Tidak bisa kita pungkiri kalau sehari-hari pasti kita akan bertemu dengan hewan peliharaan yang manis dan lucu ini.., ya dialah kucing. Hewan kesayangan Rosullah ini memang mudah kita temui dimana-mana…, di cafe, resto, hotel, rumah sakit, mal.., bahkan di warung tegal dan warung padang pun kita pasti akan menjumpainya.
Kenapa ya bisa begitu.., mudah saja., kucing yang dalam bahasa latinnya adalah Felis silvestrys catus, adalah hewan yang tersebar hampir di penjuru dunia. Data terakhir populasi kucing di dunia mencapai +- 4,5 juta ekor (untuk jenis kucing ras), belum lagi yang liar di sekitar kita. Kucing ras, seperti ras persia, maincoon, british short hair, dll, bukan masalah besar buat kita tentunya.., tetapi kucing liar atau kucing kampung mayoritas merupakan hewan yang sudah kurang akrab lagi dengan manusia (istilah tepatnya komensal). Sehingga di sebagian segmentasi, kucing sudah menjadi (dianggap) hama permukiman. Contoh termudah saja rumah sakit dan industri pangan sudah mewajibkan para pelaku PCO untuk memasukkan kucing sebagai hama umum, bukan hama special lagi., karena kucing liar sudah masuk kategori sebagai inang dan vektor penyakit.
Koq bisa saya mengatakan seperti itu ya.., acuannya jelas tertuang di dalam Kepmenkes no. 1204 tahun 2004, tentang persyaratan kesehatan lingkungan di rumah sakit, disitu menjelaskan jika lingkungan di area tersebut harus bebas hama kucing… ditambah padukan dengan Kepmenkes no. 50 tahun 2017 (tentang standar baku mutu kesehatan lingkungan, persyaratan kesehatan vector dan binatang pembawa penyakit, serta pengendaliannya di lingkungan permukiman) dan Permenkes no. 70 thn 2016 (tentang persyaratan kesehatan di lingkungan industri).
So.., sudah tidak ada reason lagi jika kita mengatakan kalau kucing masuk kategori “hama umum yang harus dikendalikan”.
Bagi para PCO yang senang bermain di sektor industri (terutama industri pangan) dan sektor rumah sakit, kita diwajibkan untuk menjadikan kucing sebagai hama sasaran untuk di kendalikan. Sebagai contoh saja, tim saya (SOLUSI Pest Control) mempunyai target untuk menangkap dan memindahkan kucing dari salah satu rumah sakit klien kami sebanyak minimal 60 ekor per bulan.., mudah nggak ya ??? Jawabannya Bisa mudah… bisa juga sulit., tergantung bagaimana kita menanganinya.
Bagaimana cara menangkap dan memindahkan kucing yang baik dan benar agar si pussy cat tersebut tidak kembali lagi ke lingkungan asal ?!?!?!
Beberapa tips dan biologi kucing yang harus kita kenal dan pelajari dahulu sebelum kita memindahkan mereka dari habitat awalnya., antara lain :
1. Kucing adalah hewan solitaire, dimana mereka senang berkelompok dan mengasingkan diri dari lingkungan yang menurut mereka kurang nyaman. Di dalam setiap kelompok., pasti ada 1 ketua RT kucing tersebut.., yang biasa kita sebut dengan kucing garong (ciri-ciri khususnya : jantan, berbadan besar, lebih ber otot dibandingkan kucing jantan lain di habitatnya, berkepala besar, dan biasanya selalu di ikuti oleh beberapa kucing betina disekitarnya)
2. Kucing senang berjemur ditempat hangat pada pagi hari sekitar pukul 07.00 – 09.00, kebiasaan tersebut dilakukan baik oleh yang betina maupun yang jantan (istilahnya berjemur diri dan bersantai ria untuk kita manusia). Selain itu juga, mereka mulai tidak aktif bergerak setelah malam tiba (lewat maghrib), karena penglihatan mereka yang kurang berfungsi. Biasa nya pada malam hari mereka bergerak dengan bantuan vibrissae (kumis di sekitar mulutnya) untuk mendeteksi adanya benda atau apapun yang berada di dekat mereka.
3. Kebiasaan kucing yang lain adalah sangat senang di habitat nya yang nyaman.., makanya jangan heran jika kita pindahkan ke area lain, mereka akan balik lagi ke habitat awal yang mereka senangi.
Nahhh, sekarang bagaimana kita bisa memindahkan kucing agar tidak kembali ke tempat asalnya.? Jika kita sudah bisa mempelajari bioekologi dan kebiasaan mereka., bukan hal sulit lagi untuk mendapatkan perjanjian kontrak kerja pengendalian kucing yang selama ini kita hindari.., setuju yaa temans.
Cara pengendalian kucing yang selama kita kenal sampai saat ini tidaklah banyak., yaitu dengan sistem trapping dan dengan sistem catching. Efektif kah kedua nya? Hemat saya keduanya efektif., tapi yang paling efektif adalah dengan sistem catching tadi (kalau istilah di KPK dengan operasi tangkap tangan) dengan menggunakan alat jaring.
Bagaimana setelah kita tangkap., pus meong bisa kita pindahkan ke habitat yang nyaman dan tidak kembali lagi ke habitat awalnya???
Beberapa hal yang harus kudu dan wajib diperhatikan termasuk alat yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Gunakan perangkap (biasanya jaring ikan yang besar), sarung tangan tebal, kandang kucing (bisa di beli di petshop atau pasar hewan), atau box container yang sudah kita lubangi, dan pakan kucing secukupnya (yang murah-mirah saja kita beli nya, sebagai umpan agar si meong mau mendekat dan menikmati makan pagi nya..).., banyak koq merk yang murah meriah, seperti maxi, rooto, atau yang lainnya. Kalau harga kontraknya bagus, boleh lah kita kasih Royal Canin atau Proplane. Fungsi kandang kucing atau container box dimaksudkan agar pada saat dipindahkan, si pus meong tadi tidak dapat meninggalkan jejak yang tercecer dari urine nya (di dunia kucing atau anjing.., air seni mereka sangat efektif untuk dijadikan pemandu atau jejak mereka pada saat mencari dan kembalj ke habitat awal).
2. Lakukan penangkapan buat pus meong pada pagi hari atau malam hari, seperti yang saya sebutkan mengenai biologi nya di atas, untuk memudahkan kita menangkapnya. Letakkan makanan mereka dan biarkan si pus meong menikmati makanannya., dan setelah mereka kenyang, umumnya kita dekati dan kita tangkap, si pus meong tidak terlalu liar. Tapi jika temans PCO agak takut tergigit dan tercakar oleh mereka, kita gunakan saja jaring kucing… dan jangan lupa kita juga wajib mengenakan sarung tangan. Usahakan kita harus menangkap ketua RT nya juga yaaa, si kucing garong tadi.., karena jika ketuanya tertangkap, biasanya kelompok tersebut akan berpencar dan mencari kelompok baru yang lebih nyaman.
3. Setelah tertangkap, pindahkan ke dalam kandang kucing atau kontainer box (juga kangan lupa tetap dikasih makan ya temans), sambil menunggu armada operasional datang menjemputnya.
4. And than, bolehkah kita membuang langsung ke pasar atau area yang lain..??? Jawabannya boleh-boleh saja, asal si pus meong nyaman dengan tempat baru nya. Sebaiknya saran saya, kita bekerja sama dengan cat lovers (pecinta kucing) atau dinas peternakan di wilayah kerja kita.., karena mereka pasti akan membantu menangani hewan yang lucu tersebut. Jika temans memilih wacana bekerja sama dengan salah satu diatas., sebaiknya kita menyiapkan penangkaran si meong di kantor atau lokasi lainnya untuk menampung hewan lucu tersebut sebelum di pick up. Biasanya nanti para cat lovers akan mengambilnya.
Pertanyaan yang mengganjal kita pastinya.., “Nanti akan balik lagi donk kucing-kucing tersebut ke lokasi awal.. atau saya harus membuang minimal radius 2 km agar si kucing tidak balik lagi., atau diberi cat spray untuk menandakan kalau kucing tersebut tidak balik lagi..
Pertanyaan tersebut akan terpatahkan jika kita melakukan tahapan tersebut diatas. Tatacara yang kurang tepat dalam memindahkan kucing adalah., kita masih terbiasa menggunakan karung goni atau karung beras plastik untuk memindahkannya. Alhasil pada saat di perjalanan, si meong akan pipis, dan pipis yang berceceran tersebut yang akan menjadi penanda jejak / aroma (feromon) mereka untuk kembali ke habitat awalnya dalam hitungan waktu yang tidak lama. Jika kita melakukan tatalaksana dengan baik saat memindahkan si meong, mungkin ia akan balik lagi., tapi butuh waktu berbulan-bulan atau umumnya mereka tidak akan kembali ke habitat asal karena sudah nyaman dengan habitat baru nya. Sebaiknya pus meong dipindahkan ke habitat yang banyak tersedia makanan, seperti pasar dan yang lainnya.
Pffuhhsss., cukup panjang juga ya saya membahas tentang si hewan lucu ini.., tetapi semoga dapat menjadi panduan dan manfaat dalam menangani permasalahan hama kucing di lingkungan pelanggan kita.