Selamat pagi dan selamat week end untuk teman-teman Pelaku Urban Pest Control di Indonesia.., teman-teman pasti masih inget tentang beberapa species, bioekologi, dan cara penanganannya tikus di lingkungan kita, baik di wilayah permukiman, maupun di wilayah perkebunan/pertanian. Semoga pemahaman yang sekarang tidak terlalu jauh menyimpang dari teori dan penelitian para pakar tikus di Indonesia.
Yuk mari.., kita bahas item per item dari mereka (tikus sebagai reservoir.red) ;
1. Di lingkungan kita (permukiman) umumnya teman-teman Pest Controller lebih mengenal tikus secara umum, Tikus got/tikus riul (Rattus Norvegicus), Tikus atap (Rattus tanezumi), dan mencit rumah (Mus musculus).
Fakta sebenarnya dari 9 species yang aktif hidup bergantung terhadap manusia (komensalisme), rupanya ada beberapa jenis tikus lain yang belum kita kenal umum secara detail. Dari beberapa literatur, genus tikus diwakili oleh Genus Bandicota, Rattus, dan Mus.., Nah dari genus Bandicota, yang komensalisme dengan kehidupan manusia adalah jenis Bandicota Indica (wirok besar), Bandicota bengalensis (wirok kecil). Warna bulu dorsal dari genus Bandicota ditandai dengan warna hitam pekat. dari genus Rattus diwakili oleh Rattus Norvegicus (tikus got), berwarna coklat menuju kelabu, dan Rattus tanezumi (tikus rumah), berwarna hitam pekat juga, yang mungkin lebih familiar di telinga kita sebagai tikus atap. Dan satu genus lagi dari golongan Mus musculus (mencit rumah). Berwarna coklat kelabu… Walaupun menurut Dr. Brown dari ACIAR Australia, warna tikus tidak dapat menjadi parameter utama untuk menentukan species atau jenis yang ada di lingkungan kita. Species tikus lebih ditentukan dari bentuk morofologi, fisiologi, dan prilaku mereka di habitatnya.
2. Dari 5 Jenis species yang disebutkan diatas., penelitian menunjukkan jika Rattus tanezumi (tikus rumah/tikus atap), daya jelajahnya paling survive di lingkungan. Mereka bisa hidup di area luar rumah (disekitar rumah kita atau di area bawah rumah/bukan diatap), jika populasi mereka sudah sangat meledak di lingkungannya. Dan konyolnya lagi.., saat ini populasi Mus Musculus (mencit rumah) di Indonesia sudah mulai tergilas atau terdesak oleh pergerakan dan perkembangan populasi Rattus tanezumi (tikus rumah/tikud atap). Belum ada data yang qualified mengenai fenomena ini… Tetapi populasi mencit rumah di benua Australia malah sebaliknya. Mereka yang mendominasi area rumah dan sekitarnya.
Tikus got dan tikus wirok kecil., mereka dapat berdampingan harmonis di area luar, gorong-gorong, parit, dan yang lainnya, selama populasi mereka tidak meledak (over populasi).
3. Habitat tikus dapat dibagi dua, yaitu terestrial, diwakili oleh beberapa tikus, seperti tikus got dan mencit rumah.., dan arboreal (hidup diatas), diwakili oleh tikus rumah/tikus atap dan tikus pohon (Rattus tiomanicus).
Jika populasi normal dan ketersediaan pakan yang cukup, pergerakan tikus hanya di area sejauh kurang lebih 6-30 meter. Tetapi jika over populasi dan ketersediaan makanan mereka tidak mencukupi.., maka tikus akan berkelana sampai sejauh 300 meter. Ini sangat berperan dalam usaha pengendalian mereka. Sebagai contoh, jarak antar umpan racun bisa sejauh 10-30 meter tergantung segmen apa yang kita kendalikan.
4. Tikus got lebih banyak minum jika dibandingkan dengan mencit rumah, sebaliknya.., kemampuan makan tikus got lebih sedikit jika dibandingkan dengan mencit rumah. Rata-rata kemampuan makan tikus got sekitar 5-10% perhari, sedangkan mencit rumah dapat mencapau 15% hari.
5. Pemahaman tentang tikus berkembang biak dengan cepat adalah tidak 100% benar. Yang benar adalah, semua tikus jantan selalu birahi (estrus) sepanjang tahun. Cuma, khusus tikus got, rupanya pada saat musim penghujan, mereka lebih senang berdiam diri di sarang, dan umumnya jika dipaksakan kawin.., umumnya anak-anaknya tidak normal, tidak produktif, dan mudah mati. Untuk tikus rumah/tikus atap dan mencit rumah tetap produktif sepanjang tahun. Sepasang tikus rumah atau mencit rumah dapat menghasilkan keturunan dalam setahun +- 1538 ekor, populasi yang dasyat jika tidak dikendalikan. Sekali melahirkan, tikus betina menghasilkan 6-12 ekor anakan dan mereka mampu pregnancy dalam setahun mencapai 6-12 kali melahirkan (tergantung speciesnya).
6. Sifat-sifat umum tikus yang biasa kita dengar adalah ;
* Bayt shines, jera umpan
* Neophobia, curiga dengan hal-hal yang baru
* Hoarding, gemar mengumpulkan makanan di sarang
* Komensal, selalu bergantung dan ada di lingkungan manusia
* Parasit, keberadaan mereka selalu merugikan manusia. Walau ada beberapa species menguntungkan untuk uji lab. Seperti tikus putih
* Aktif bergerak dengan mengandalkan indera mereka (karena indera mereka dapat berkembang dengan baik), seperti pendengaran, perabaan, dan penciuman. Indera perasa dan penglihatan mereka tidak berkembang baik, salah satunya adalah mereka buta warna dan tidak dapat merasakan rasa pahit pada pakan yang dimakannya.
Indera penciuman mereka sangat baik berkembang, salah satu nya adalah penciuman akan feromon yang ditinggalkan oleh teman atau tikus betina pada saat mereka akan kawin
* Tikus hidup berkelompok/berkoloni (solitaire), sifat ini identik dengan mammalia yang lain seperti kucing, anjing, dan lainnya. Biasanya mereka dipimpin oleh pejantan yang ukuran badan lebih besar dan kuat. Ini berguna untuk salah satu teknis pengendaliannya, yaitu menangkap tikus jantan sebagai ketua kelompoknya.., jika sudah tertangkap, biasanya koloni tersebut akan mencari koloni baru di luar sarang mereka
7. Pengendalian tikus dapat dilakukan dengan beberapa cara, seperti pengumpanan umpan beracun (block ataupun pakan racikan), dengan perangkap lem, dan gelombang ultrasonik. Jika kita menggunakan perangkap lem, gunakan lem dengan umpan yang berbeda dengan stock makanan yang ada di lingkungan mereka. Misalkan di area dapur yang banyak didapatkan daging atau ikan., makan umpan yang kita gunakan bisa serealia atau keju atau yang lainnya selain daging dan ikan. Saran kami, jika kita mengendalikan tikus, sebaiknya area dalam menggunakan perangkap dan area luar bangunan menggunakan racun pakan. Ini untuk mencegah adanya bangkai di area dalam dan atap bangunan.., dan juga untuk menghindari kontaminasi terhadap kita sebagai penghuni rumah.
Semoga beberapa pemahaman di atas dapat menyegarkan kembali ingatan kita tentang “Politik Tikus” untuk mengelabui dan membuat kita gusar. Dan mulai sekarang, kita gunakan “Politik Manusia” untuk mengelabui dan mengendalikan tikus-tikus pengganggu di area permukiman tempat tinggal kita.