Hai sahabat Pest Controller… Berbicara tentang nyamuk, selalu yang ada dialam pikiran kita, serangga kecil yang menggigit kita dengan penuh nafsu hingga mereka kenyang, dan membuat kita menderita iritasi gatal-gatal dipermukaan kulit, sampai bercak merah akibat gigitannya. Tidak kalah penting dan hebohnya, jika nyamuk adalah agen pembawa penyakit (vektor) yang dapat menularkan kepada manusia melalui gigitannya. Baik pemyakit yang disebabkan oleh virus, plasmodium, maupun oleh cacing filaria.

Mungkin, tak ada satupun dari kita yang suka akan kehadiran nyamuk. Tiap waktu, kita berupaya menaklukan mahluk kecil itu. Iklan pembasmi nyamuk selalu saja muncul. National Geographic pada Agustus 2016 mempublikasikan, ada ± 3.500 spesies nyamuk berhasil teridentifikasi. Ada ratusan menghisap darah manusia, termasuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus pembawa cikungunya. Beberapa spesias lain, termasuk Aedes.aegypti penyerang yang sulit ditaklukkan. Di Indonesia pada 1981 dan ditemukan lebih 400 spesies nyamuk tersebar diseluruh wilayah. Di halaman rumah, aliran got, wadah plastik, di penutup botol, di belakang lemari pendingin, di bak mandi yang jarang dibersihkan, hingga di wadah air pada dispenser.

Mari memandang nyamuk dengan saksama. Mahluk kecil yang kadang-kadang begitu tak berdaya ketika ditangkap, adalah salah satu jenis serangga menawan tapi membahayakan. Setiap spesies memiliki ciri sendiri. Ada yang memiliki sayap berwarna cokelat, ada yang perut bergaris putih, atau pula berbintik. Perhatikan juga, ketika nyamuk hinggap di kulit, dia akan berjalan-jalan, meneliti permukaan, lalu pelan-pelan memperbaiki posisi. Probosis (serupa belalai yang berfunsi sebagai penusuk), kemudian diarahkan ke titik pilihan, lalu ditancapkan. Kadang-kadang, ia seperti bergetar mengangkat belalai, lalu dimasukkan kembali. Berulang kali. Lalu terdiam. Tiba-tiba, dalam hitungan beberapa detik, tidak sampai satu menit, perut nyamuk mulai mengembang. Warna jadi merah, darah kita sudah berpindah ke kantung perutnyanya, cepat sekali.

Menurut WHO, nyamuk adalah salah satu hewan paling mematikan di dunia. Kemampuannya membawa dan menyebarkan penyakit ke manusia menyebabkan jutaan kematian. WHO juga menyebutkan, Asia Pasifik menanggung 75% dari beban dengue penyebab demam berdarah di dunia. Indonesia, negara dengan kasus dengue tertinggi di Asia Tenggara. Bill Gates, Pendiri Microsoft menyebut bahwa nyamuk adalah hewan paling mematikan di dunia.
Dia juga mengatakan nyamuk jauh lebih mematikan daripada hiu terbesar sekalipun.
Gates menuturkan sebagian besar kematian akibat malaria terjadi di negara-negara termiskin di dunia. Penyakit malaria yang disebabkan oleh gigitan nyamuk terus berlangsung.

Apa yang membuat nyamuk jadi hewan mematikan di dunia ? Perlu diketahui, yang membuatnya berbahaya adalah kemampuannya menularkan virus atau parasit lain yang menyebabkan penyakit mematikan. Ada banyak jenis penyakit yang ditularkan pun bermacam-macam, mulai dari malaria, demam berdarah, Japanese ensephalitis, cikungunya, filariasis (kaki gajah), sampai penyakit zika. Sudah cukup kiranya dari seorang dan badan pesohor dunia menyatakan kedasyatan ancaman dari nyamuk.

Setiap tahun, penyakit malaria saja, yang disebabkan oleh plasmodium ditularkan oleh nyamuk Anopheles Sp., membunuh 400.000 orang (terutama anak-anak) dan melumpuhkan 200 juta lainnya selama berhari-hari. Penyakit yang ditularkan oleh nyamuk lainnya termasuk demam berdarah, yang menyebabkan 50 hingga 100 juta kasus per tahun di seluruh dunia, cikungunya (demam kuning), yang memiliki angka kematian tinggi, atau Japanese ensephalitis, yang menyebabkan lebih dari 10.000 kematian per tahun, sebagian besar di Asia.

Kemampuan mereka membawa virus dan penyakit ini didukung pula dengan kemampuan adaptasi mereka yang tinggi. Nyatanya, nyamuk sangat pandai beradaptasi dengan lingkungan baru dengan intervensi apapun yang kita gunakan untuk melawannya. Misalnya, Aedes aegypti dan Aedes albofictus yang menjadi vektor cikungunya, zika, demam berdarah, dan lain-lain, telah beradaptasi dengan sangat baik pada lingkungan perkotaan. Nyamuk ini dapat bertelur di berbagai wadah di luar dan di dalam ruangan. Banyak spesies nyamuk, termasuk Anopheles Sp., telah mengembangkan ketahanan terhadap berbagai insektisida yang banyak digunakan dan telah mengubah kebiasaan makan mereka untuk menghindari kelambu dan rumah yang dilakukan perlakuan insektisida.

Ada lebih dari ± 3.500 spesies nyamuk, dan mereka ditemukan di setiap wilayah di dunia kecuali Antartika. Nyamuk memiliki fungsi-fungsi penting di banyak ekosistem, dan nyamuk telah ada di Bumi lebih dari 100 juta tahun lalu. Saya hanya bisa bersujud dan memuji kebesaran maha agung ciptaan Tuhan Yang Maha Esa atas keragaman spesies nyamuk di muka bumi.

Beberapa species yang mewakili dari masing-masing genusnya antara lain :
1. Aedes (Aedes aegypti, aedes albopictus), hidup di area permukiman manusia, baik di dalam maupun di luar rumah
2. Culex (Culex qunquifasciatus, Culex fatigans, Culex pipiens), dikenal juga dengan istilah nyamuk rumah / nyamuk permukiman
3. Mansonia (Mansonia anulifera, Mansonia uniformes), biasa hidup di lingkungan permukiman manusia juga
4. Armigeres (Armigeres subalbatus), atau dikenal dengan istilah nyamuk kebun
5. Toxorhyncites (oxorhyncites amboinensis), nama lainnya adalah nyamuk gajah
6. Anopheles (Anopheles maculatus, Anopheles sundaenicus, Anophles barbirostris), hidup di area perkebunan, hutan belatara, dan bisanya masih habitat alami yang jauh dari permukiman manusia.

Capung, juga dikenal sebagai elang nyamuk merupakan agen predator nyamuk. Larva capung (naiads) memakan jentik-jentik dalam penampungan air sementara capung dewasa pula memburu dan memakan nyamuk dewasa, terutama nyamuk harimau asia yang terbang pada waktu siang. Berat nyamuk hanya ± 2 – 2,5 mg. Nyamuk mampu terbang antara 1,5 – 2,5 km/jam.

Ada beberapa cara untuk mengusir maupun menghindari gigitan nyamuk tanpa bahan kimia. Salah satunya antara lain dengan memasang kasa antinyamuk pada jendela, menggunakan kelambu di sekeliling tempat tidur, membersihkan dan menutup rapat tempat penampungan air, membersihkan lingkungan yang dapat dijadikan tempat perkembangbiakan nyamuk, dan menempatkan tanaman yang dapat menghalau nyamuk secara alami. Bahan Pengusir nyamuk (repellent) biasanya mempunyai kandungan aktif antara lain : DEET, sulingan minyak sereh, minyak Catnip – Nepetalactone, Citronella atau sulingan minyak eucalyptus. Zat repellent ini memang bisa mencegah diri dari gigitan nyamuk, namun tetap ada efek sampingnya. Efek negatif dari menghirup atau menelan DEET dalam jumlah banyak antara lain adalah sulit bernapas, sakit perut, batuk-batuk, muntah, kesadaran diri berkurang, gemetar, atau kejang-kejang. Jika terkena kulit dalam jumlah banyak dan dipakai berkepanjangan, DEET mungkin dapat menimbulkan reaksi kulit yang parah seperti terbakar, melepuh, dan luka permanen pada kulit.

Nyamuk pada umumnya bisa mencari makhluk hidup disekitarnya melalui jejak karbon dioksida yang dikeluarkan lewat napas manusia atau mamalia lainnya. Nyamuk menggunakan organ yang bernama maxillary palp untuk melacak aroma karbon dioksida. Nyamuk bisa melacaknya hingga jarak ± 50 meter. Setelah nyamuk mencium aroma karbon dioksida, mereka menggunakan penglihatan dan indra penciumannya untuk menentukan apakah aroma karbon dioksida itu berasal dari hewan atau manusia. Sebagian nyamuk lebih tertarik pada aroma bakteri pada keringat manusia. Orang dewasa yang menghasilkan lebih banyak keringat, tentu lebih sering digigit nyamuk dibandingkan anak-anak.
Mengapa nyamuk memerlukan darah ? “Untuk mematangkan telurnya. Karena nyamuk membutuhkan protein tinggi dan darah manusia menjadi salah satu sumber yang baik”,

ketika nyamuk menghisap darah manusia, ia meletakkan dalam kantong khusus dalam perut. Sementara batch telur berada di sisi lain. Nanti ketika nyamuk akan bertelur maka darah itu untuk proses pematangan. Dari sini, nyamuk akan mengatur anakan melalui telur. Apakah akan menghasilkan betina atau jantan. Nyamuk betinalah yang menghisap darah manusia atau mamalia. Nyamuk jantan hanya makan cairan tumbuhan. Meski demikian, nyamuk betinapun makan cairan tumbuhan. Dalam sekali kawin, untuk jenis Aedes aegypti, proses bertelurnya rata-rata bisa satu kali dalam tiga sampai lima hari. Tergantung pasokan darah yang didapatkannya. Di alam, rentang hidup nyamuk bisa mencapai 1 (satu) bulan. Dalam pemeliharaan untuk penelitian dalam wadah tertentu, nyamuk Aedes aegypti mampu hidup hingga tiga bulan–dengan pasokan makanan rutin.

Proses metamorfosis nyamukpun sangat cepat. Saat nyamuk betina sudah mematangkan telur dan meletakkan beberapa di pinggiran permukaan air. Beberapa waktu kemudian, telur menetas dan menghasilkan larva atau jentik dalam air. Di media air ini, Jentik/larva memakan beberapa lumut dan nutrien. Indukan nyamuk kemudian terbang, dan tidak perlu lagi memberi makan. Beberapa hari kemudian, jentikpun menjadi pupa, perlahan menetas dan menjadi nyamuk dewasa. Proses dari fase telur menjadi nyamuk dewasa sekitar satu minggu. Nyamuk dewasa baru, biasa akan terlihat “mengambang” di permukaan air. Nyamuk, jantan dewasa dan betina secara kasat mata terlihat sama. Bila ditelisik lebih dekat tampak nyamuk jantan memiliki antena dengan rambut-rambut halus sangat banyak (plumose) yang terlihat seperti sisir. Sedangkan nyamuk betina lebih sedikit. Sekali nyamuk masuk ke rumah, serangga kecil itu tak akan keluar lagi. Dia akan bersembunyi di balik pintu, lipatan gantungan pakaian, atau di bawah tempat tidur. Jadi, ketika kita menyemprotkan insektisida, nyamuk tidak mati. Ia akan menghasilkan anakan yang kebal insektisida tersebut.

Beberapa waktu lalu, perusahaan induk Google, yakni Alphabet, melalui anak perusahaannya bernama Verily, menyusun rencana untuk melenyapkan nyamuk dari muka Bumi. Caranya terdengar sederhana, yakni menyebarkan populasi nyamuk jantan yang sengaja dibuat mandul alias steril sehingga tidak bisa menghasilkan keturunan. Sebelumnya, perusahaan dari Australia, Innisfail, juga mencanangkan program serupa, dan mampu mengurangi populasi nyamuk hingga 80%. Banyak yang kemudian berharap, hal ini bisa diteruskan ke seluruh tempat di dunia agar terbebas nyamuk. Lalu muncul sebuah pertanyaan besar. Jika nyamuk benar-benar musnah, apa konsekuensinya bagi planet kita ? Sebelumnya, pakar serangga dari Laboratorium Public Health Entomology University of Kentucky, Grayson Brown, menyatakan jika nyamuk punah, banyak serangga akan kesulitan mendapatkan sumber makanan. “Larva nyamuk sangat penting dalam ekologi air. Banyak serangga lain serta ikan kecil memakan larva nyamuk,” jelas Brown.

Jika nyamuk musnah dari Bumi, dengan sendirinya akan menghilangkan sumber makanan bagi hewan lain. Ujungnya, menyebabkan jumlah serangga lain menurun. “Apa pun yang memakan mereka, seperti ikan, burung liar, dan lainnya pada gilirannya akan menderita juga,” jelas Presiden Entomological Society of America tersebut. larva nyamuk adalah makanan yang enak dan mudah ditangkap, kata ahli ilmu air Richard Merritt, di Michigan State University. Dengan tidak adanya larva, ratusan spesies ikan harus mengubah pola makan untuk bertahan hidup. Memusnahkan spesies nyamuk dapat meninggalkan predator tanpa mangsa, atau tanaman tanpa penyerbuk.

Ikan Nyamuk [Gambusia affinis], misalnya, adalah predator khusus, sangat efektif membunuh nyamuk sehingga ditebar di sawah dan kolam renang sebagai pengendali hama. Jika nyamuk hilang, ikan ini juga akan hilang dan berefek besar pada rantai makanan. Banyak spesies serangga, laba-laba, salamander, kadal, dan katak akan kehilangan sumber makanan utama. Sebagian besar burung pemakan nyamuk mungkin akan beralih ke serangga lain yang mungkin muncul dalam jumlah besar untuk menggantikannya. Insektivora lain seperti kelelawar kebanyakan memakan ngengat, dan kurang 2% kandungan ususnya adalah nyamuk. Meski begitu, dalam banyak kasus, para ilmuwan mengakui bahwa “bekas luka” ekologis yang diakibatkan “punahnya” nyamuk akan sembuh dengan cepat karena ceruk itu akan dipenuhi organisme lain. Dengan banyaknya pilihan makanan pengganti nyamuk di alam, tampaknya sebagian besar pemakan serangga tidak akan kelaparan di dunia yang bebas nyamuk. Tidak ada cukup bukti gangguan ekosistem. Dunia tanpa nyamuk akan “lebih aman bagi kita” menurut pakar entomologi medis Carlos Brisola Marcondes dari Universitas Federal Santa Catarina di Brasil. “Penghapusan Anopheles akan membawa kebaikan sangat signifikan bagi umat manusia.”

Jika bertanya pada beberapa peneliti, nyamuk ini begitu jahat dan menyebarkan penyakit, mereka tersenyum. Nyamuk hanya menjadi penghubung (vektor) dalam membawa beberapa jenis virus. Aedes aegypti, misal, yang membawa virus dengue dan cikungunya. Anopheles dapat membawa parasit protozoa penyebab penyakit malaria dan cacing filaria penyebab penyakit kaki gajah. Atau Culex Sp. yang membawa virus Japanese encephatlitis dan cacing filaria.
Khusus virus Japanese encephatlitis (JE), inilah salah satu penyakit yang berakibat fatal. Penyakit ini ditularkan oleh beberapa jenis nyamuk, terutama Culex tritaeniorhynchus, Culex gelidus dan Culex fuscocephala. Sekitar 9 dari 10 kasus JE terjadi pada anak-anak usia di bawah 15 tahun.
Umumnya penyakit ini tak menimbulkan gejala atau gejala tak spesifik.

Beberapa kasus virus ini mudah berkembang menjadi lebih berat akibat infeksi yang dapat menimbulkan radang otak akut. Dalam laporan Departemen Kesehatan RI tahun 2005 dan WHO 2006, menjelaskan proses ini. Diawali ketika pertama kali nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus menghisap darah mausia yang menderita demam berdarah. Darah penderita yang mengandung virus masuk dan memperbanyak diri dalam usus nyamuk. Selanjutnya virus menginveksi ovarium, rongga tubuh, badan lemak, hingga jaringan syaraf nyamuk. Singkatnya virus menginfeksi hampir seluruh anggota tubuh nyamuk sampai pada kelenjar ludah. Proses infeksi ini berlangsung sekitar tujuh hari. Jika sudah demikian, virus itu dapat diturunkan lagi ke generasi selanjutnya. Jadi nyamuk itu membawa virus selamanya sampai mati. Ketika seseorang, dalam keadaan imun rendah dan digigit nyamuk Aedes aegypti, virus akan masuk ke dalam pembuluh darah dan menginfeksi manusia.

Dari uraian di atas, dapat kita simpulkan beberapa tatalaksana pengendalian yang umum dilakukan oleh pest controller ataupun dilakukan mandiri oleh sang mpunya rumah, antara lain :
1. Sanitasi, suatu usaha untuk menghilangkan habitat (area breeding, resting, dan feeding mereka). Diantaranya mengurangi ketersediaan ; Makanan (Nektar Bunga), Air, Tempat tinggal, Genangan air untuk bertelur, Rumput yang panjang, daerah gelap untuk beristirahat, Lihat Segitiga kelangsungan Hidup. Contoh tempat perkembangbiakan naymuk, yaitu : Kain yang menggantung, Drum, Saluran air, Pot bunga, Kaleng bekas, Lubang tanaman.
2. Preventif, suatu tindakan agar nyamuk tidak masuk ke dalam area rumah, dengan cara pemasangan kasa nyamuk (minimal 156 mesh), pemasangan air curtain, dll
3. Eksklusi, suatu tindakan agar nyamuk tidak berada di dalam rumah atau bangunan, antara lain dengan cara : Penerangan yang optimal, pemakaian kelambu nyamuk, adanya sirkulasi udara yang baik, dan menghilangkan bau, terutama karbondioksida di dalam rumah
4. Tindakan perlakuan secara kimiawi dan mekanis (treatment), meliputi : LARVICIDING, RESIDUAL SPRAYING, COLD FOGGING, THERMAL FOGGING, MISTING, INSECT LIGHT TRAPPING

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *