Mendengar nama Tomcat.., terlintas di alam pikiran kita tentang sebuah pesawat tempur super canggih milik US ARMY, Pesawat tempur F-14 atau dikenal dengan sebutan “tomcat”. Selain mempunyai kemampuan terbang yang dasyat.. Tomcat juga mampu lepas landas hanya di atas kapal induk US Navy. Alhasil karena canggih nya pesawat tersebut.. maka di Indonesia, kumbang Paederus fuscipes curtis di beri julukan sama dengan nama pesawat canggih tersebut.. yaitu tomcat. Entah karena bentuk tubuhnya yang mirip dengan pesawat tersebut, atau mungkin karena canggihnya gangguan yang disebabkan racun pada kulitnya yang dapat menyebabkan Dermatitis. Entahlah…. hanya para ahli entomolog yang dapat menjelaskannya..😊.
Tidak usah berlama-lama, sekarang mari kita kenal sedikit banyak tentang mereka. Kumbang Tomcat atau Paederus fuscipes curtis adalah serangga predator untuk mikro-organisme perusak tanaman padi.. dan juga beberapa tanaman ilalang lainnya. Mereka hidup mencari makan (feeding) dan berkembang biak (breeding) pada tempat-tempat yang lembab, seperti dedaunan yang busuk, yang basah, dan pada tanah. Kumbang Tomcat bersifat kosmopolitan (berada dimana-mana) dan dewasanya hidup ditanaman ilalang untuk mencari mangsa. Mangsanya antara lain mikro-organisme perusak tanaman padi. Tak heran jika di persawahan, serangga tomcat merupakan sahabat para petani.
Secara biologinya, kumbang Tomcat mempunyai ciri-ciri dan prilaku sbb ;
* Mereka aktif pada siang hari (diurnal) dan tertarik cahaya terang (fototrop) pada malam hari.
* panjang tubuh tomcat +- 7-10 mm dan lebar +- 5 mm
* kakinya terdiri atas 3 pasang dan 2 pasang sayap
* Tubuhnya ramping dengan ujung bagian perut meruncing. Dada dan perut bagian atas berwarna orange muda hingga tua, serta kepala dan bagian tubuh lainnya berwarna hitam
* Kumbang Tomcat akan melengkungkan perutnya bila diganggu dan sedang berlari
Kumbang Tomcat akhirnya banyak terdapat disekitar kita karena berubahnya habitat mereka. Pembangunan dan hilangnya area pertanian dan area lapang lainnya (yang umumnya ditumbuhi tanaman ilalang dan perdu) oleh manusia… serta kebiasaan mereka mendekati cahaya pada malam hari, menyebabkan tomcat masuk ke dalam hunian manusia.
Populasi kumbang tomcat akan meningkat pada akhir musim penghujan (biasanya bulan Maret – April), dan akan berkurang dengan sendirinya pada musim panas dan kemarau. Tomcat adalah jenis kumbang yang tidak menggigit atau menyerang manusia. Apabila menempel atau mengenai tubuh kita.. dan tanpa sengaja tergaruk atau tersapu tangan, maka bagian kulit dan tubuhnya akan hancur. Akibatnya racun yang ada pada kulit akan menyebabkan Dermatitis Paederus (peradangan kulit) karena mengandung Pederin (C2H4SO9N). Pederin adalah zat kimia iritan yang dapat menyebabkan reaksi gatal, eritema, rasa terbakar, lesi-lesi kulit, dan kulit melepuh.
Setelah kita mengetahui dan memahami bioekologi mereka.. sekarang, bagaimana tindakan kita untuk dapat mengatasi serangan gencar kumbang tersebut.
Pada pengendalian hama permukiman, prinsip dasar pengendalian umumnya hanya dilakukan dengan 2 (dua) sistem, yaitu kimiawi dan non kimiawi (mekanis).
1. Tatalaksana pengendalian kimiawi, serupa dengan pengendalian serangga terbang lainnya, seperti ;
* penyemprotan area luar (area feeding dan resting kumbang tomcat), seperti pada tanaman semak, perdu, dan ilalang.
Penyemprotan sebaiknya dilakukan dengan tekanan tinggi atau skala besar, seperti dengan alat mist blower atau power spray. Jika diperlukan, bisa juga dengan perlakuan hot fogging (space spray). Bahan kimia yang digunakan sebaiknya dengan formulasi EC
* pada area dalam, lakukan surface spray (penyemprotan permukaan) pada dinding-dinding ruangan, terutama area yang dekat dengan cahaya lampu. Spraying sebaiknya dilakukan dengan menggunakan nozzle type kipas, agar larutan chemical insektisida merata menempel di permukaan dinding. Jika diperlukan, gunakan surface spraying (coldfogging) untuk memastikan hasil perlakuan kita lebih optimal.
* Gunakan bahan kimia yang mempunyai efek residual, atau bahan kimia dengan formulasi SC, CS, atau WP.
2. Metode non kimiawi atau mekanis, dapat dilakukan dengan beberapa cara ;
* Gunakan penjebak serangga (insect trapp) pada area-area disekitar lampu menyala. Radius +- 1 m disekitar lampu pijar.
* Jika memungkin, bola lampu (tube lamp atau ball lamp) yang mengandung sinar mercury dan sinar argon ditiadakan. Kita bisa menggunakan lampu hemat energy seperti jenis LED lamp.
* Pada area ventilasi, lakukan pemasangan kasa / wearmess agar kumbang tomcat tidak dapat masuk ke dalam hunian
* Menutup rapat jendela dan pintu menjelang senja hari (sebelum jam 5 sore), atau sebelum lampu-lampu di hunian kita menyala.
* Tidak menjemur pakaian, handuk, dan perlengkapan kita pada jendela dan kamar mandi
* Apabila kumbang tomcat mengenai tubuh, jangan ditepuk atau digaruk, tetapi diambil dengan benda lain, bisa dengan kertas, plastik, atau benda-benda lunak lainnya. Bisa juga dengan meniup secara kencang langsung ke kumbang tersebut agar terlepas dari tubuh kita.
* Selalu memeriksa sumber cahaya, dinding, langit-langit, tempat tidur, dan selalu menjaga kebersihan di area dalam dan luar hunian kita
* Terakhir, jika akhir nya kita terkontaminasi racun pederin yang terdapat di kumbang tomcat, segera konsultasi ke dokter terdekat untuk mendapatkan perawatan.
Semoga dapat bermanfaat untuk teman-teman semua, terutama teman-teman pelaku bisnis urban pest control di Indonesia.
And the last… jangan panik dan jangan takut, selain kita sudah mengenal bioekologi kumbang tomcat dan tatalaksana pengendaliannya… kumbang tomcat hanya meledak populasi nya pada akhir musim penghujan di Indonesia.